Kamis, 25 Maret 2010

Belajar Bahasa Jepang Yuk! (Pengenalan Diri)

Kamu baru saja tiba di Jepang. Kamu siap untuk satu petualangan yang hebat!

Tapi, dengan semua persiapan untuk perjalanan ini, kamu lupa satu detail kecil. Orang pertama yang kamu temui tersenyum sambil membungkuk, dan mengatakan sesuatu kepada kamu dalam bahasa Jepang.

"Apa?"

Kamu bingung. Kamu tersenyum dan ikut membungkuk... tapi apa yang dia katakan? Dia kembali tersenyum dan mengulangi apa yang dia katakan sebelumnya. Lagi-lagi dalam bahasa Jepang.

Kamu ingin sekali ngomong sesuatu, tetapi kamu terus membungkuk dan tersenyum karena kamu tidak tahu cara untuk memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang. Berapa banyak orang yang kamu pikir kamu akan bertemu di Jepang tanpa mengetahui dasar perkenalan dalam bahasa Jepang?

Video pelajaran bahasa Jepang berikut ini akan memberitahu kamu bagaimana untuk memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang. Sensei Hiroko (yang cantik) akan mengajarkan kamu secara halus dan lembut melalui lafal dari setiap kata dalam bahasa Jepang.

Hanya dalam waktu tiga menit, kamu pasti sudah bisa memperkenalkan diri dalam bahasa Jepang. Ayo belajar bareng!




Hajime mashite = Senang bertemu dengan anda (untuk pertama kali bertemu)

Watashi wa [____] desu = Nama saya adalah [____]

Yoroshiku onegai shimasu = Senang bertemu dengan anda

TOP 10 ANIME MOVIE DI JEPANG

Hai sobat dah lama ga' ngeluarin postingan.
Gua mau ngasih tau tentang top 10 anime movie di Jepang ni..
1. Fullmetal Alchemist (TV)
2. Cowboy Bebop (TV)
3. Neon Genesis Evangelion (TV)
4. Death Note (TV)
5. Princess Mononoke (movie)
6. Spirited Away (movie)
7. Bleach (TV)
8. Mobile Suit Gundam (TV)
9. Ghost in the Shell: Stand Alone Complex (TV)
10. Pokémon: The Rise of Mewtwo (movie)


coba aja cari filmnya,,dijamin 100% seru..

KULIAH DI JEPANG

PROGRAM SARJANA ( S-1 )

Masa studi program sarjana reguler adalah 4 tahun, kecuali untuk jurusan kedokteran, kedokteran gigi,jurusan farmasi di beberapa universitas dan kedokteran hewan 6 tahun. Di samping program reguler tsb, di beberapa universitas ada pula program non-reguler yang disebut program mahasiswa pendengar (choukousei) dan mahasiswa pengumpul kredit (kamokutourishuusei) . Di samping program jangka panjang untuk meraih gelar, ada pula program jangka pendek non-gelar. Perkuliahan di lembaga pendidikan tinggi di Jepang umumnya diselenggarakan dalam Bahasa Jepang sebagai bahasa pengantarnya, kecuali di beberapa universitas tertentu. Biaya kuliah di Jepang relatif lebih murah dibandingkan biaya kuliah di Amerika dan Inggris. Selain itu terdapat sistem keringan biaya hidup bagi mahasiswa asing dan tersedia banyak beasiswa bagi mahasiswa asing. Berikut rata-rata biaya kuliah untuk tahun pertama, meliputi uang masuk, biaya kuliah, uang penggunaan fasilitas, peralatan di kampus dsb ( uang masuk hanya dibayar pada tahun ke-1 saja ).

RATA-RATA BIAYA KULIAH TAHUN PERTAMA US$:110 yen ( Sumber Data : MEXT )


PERSYARATAN MASUK

1. Telah menyelesaikan 12 tahun masa pendidikan di luar negeri termasuk syarat telah selesai pendidikan dasar dan menengah SD~SLTA -Telah menyelesaikan 12 tahun masa pendidikan di Lembaga pendidikan Menengah Asing di Jepang dan telah berusia 18 tahun (*1)

2. Telah berusia 18 tahun dan menyelesaikan “Program Pendidikan Persiapan Masuk Universitas” di lembaga-lembaga yang telah ditentukan bagi siswa dengan masa pendidikan menengahnya 10 atau 11 tahun

3. Lulus dan mendapatkan sertifikat di negaranya yang setara dengan "Certificate for Students Achieving Proficiency Level of Upper Secondary School Graduates" di Jepang.

4. Memiliki kemampuan akademis setara atau lebih dibandingkan dengan lulusan SLTA lainnya untuk masuk ke universitas di Jepang.
a). Telah berusia 18 tahun dan memiliki kualifikasi dalam “The International Baccalaureate “ atau “The Abitur in Germany” .
b). Telah berusia 18 tahun dan telah menyelesaikan pendidikan selama 12 tahun di lembaga pendidikan Asing yang telah menerima akreditasi lembaga evaluasi internasional seperti WASC, ACSI,ECIS (*2)

5. Telah berusia 18 tahun dan memiliki kemampuan akademis yang setara/lebih dengan mengacu pada siswa yang telah lulus dari SLTA melalui ujian universitas tersendiri yang diadakan di universitas masing-masing.
Keterangan mengenai point *1, *2 silahkan lihat website MEXT


PELAMARAN

Pada umumnya formulir pendaftaran universitas di Jepang untuk periode masuk April dikeluarkan sekitar bulan Juni ~ Agustus setiap tahun. Ada juga universitas yang memiliki masa periode masuk pada semester akhir (September atau Oktober).
Dokumen yang harus diajukan berbeda-beda tergantung universitas, tetapi pada umumnya sbb :
1. Formulir pendaftaran (disediakan universitas)
2. Daftar riwayat hidup
3. Ijazah SLTA (bukti kelulusan atau akan lulus)
4. Transkrip nilai SLTA
5. Surat rekomendasi dari kepala sekolah asal
6. Surat keterangan kesehatan
7. Pasfoto
8. KTP warga asing (jika berdomisili di Jepang)
9. Surat keterangan penjamin (bila diperlukan)
Konfirmasikan langsung ke universitas yang diminati karena dokumen-dokumen yang diperlukan kadang berbeda. Luangkanlah cukup waktu untuk melakukan proses pendaftaran apabila dilakukan dari luar Jepang.




UJIAN MASUK

Ujian masuk universitas di Jepang biasanya dilaksanakan dengan penggabungan beberapa metode seleksi diantaranya : Seleksi dokumen, Ujian akademik yang diselenggarakan oleh universitas yang bersangkutan, Wawancara, Menulis karangan/Essay, Ujian EJU (Examination for Japanese University Admission for International Students ), Ujian JLPT ( Japanese Language Proficiency Test ), Ujian dari The National Center Test for University Admissions di Jepang.

Informasi mengenai jadwal ujian masuk setiap universitas, mata ujian, serta penggunaan hasil EJU bisa ditanyakan langsung ke universitas yang diminati.

(1) Examination for Japanese University Admission for International Students (EJU)
EJu adalah ujian masuk universitas di Jepang ( program Sarjana dll ) bagi mahasiswa asing biaya sendiri yang diselenggarakan oleh JASSO. EJU diselenggarakan 2 kali setiap tahun yaitu pada bulan Juni dan November di 15 kota di Jepang dan di 16 kota di luar Jepang yaitu di India (New Delhi),Indonesia (Jakarta dan Surabaya),Korea (Seoul, Bussan), Srilanka ( Colombo), Singapore, Thailand (Bangkok), Taiwan(Taipei),Philipina (Manila),Viethnam (Hanoi,Ho Chi Minh), Malaysia (Kuala Lumpur),Myanmar (Yangoon), Mongolia(Ulan Bator), Rusia (Vladivostok).

Mata ujian meliputi “Japanese as a Foreign Language”, “Science” (pilih 2 di antara fisika, kimia, dan biologi), “Japan & the World” (ilmu pengetahuan umum tentang Jepang dan dunia), serta “Mathematics” memilih tipe 1 atau 2. Bahasa pengantar ujian menggunakan Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris. Peserta memilih mata ujian dan bahasa pengantar ujian sesuai ketentuan yang ditetapkan universitas di Jepang yang akan dimasukinya ( Kecuali mata ujian Japanese as a Foreign Language hanya dalam bahasa Jepang).

Hasil EJU ini akan diberitahukan kepada pihak universitas yang dituju apabila ada permintaan dari pihak universitas tsb.Mahasiswa asing boleh mengikuti EJU berkali-kali, akan tetapi yang akan digunakan adalah 4 kali yang terbaru. Dan hasil EJU yang bisa diberikan ke pihak universitas uang dituju hanya 1 kali dari 4 kali tsb dan tidak bisa menyerahkan hasil nilai EJU tahun yang berbeda-beda untuk masing-masing mata ujian EJU.

Untuk pendaftaran EJU selain bisa dilakukan di kantor JASSO - JEIC, Jakarta ( Gedung Summitmas Tower 1, Lantai 2 Tel.021-252-1912 ) juga bisa dilakukan di Lembaga Pelaksana EJU dibawah ini:

1.Universitas Indonesia (Pusat Studi Jepang) Kampus UI Depok, 16424 Tel. 021-786-6547 Email :eju_indonesia@yahoo.com

2.International Multicultural Center Jl.Sumatera 92 C, Surabaya 60281 Tel.031-501-9051 Email : info@imccgroup.com

Beberapa lembaga pendidikan memakai hasil EJU dan memberikan izin masuk universitas sebelum kedatangan di Jepang, daftar lembaga pendidikan tersebut bisa dilihat disini

(2) Japanese Language Proficiency Test ( JLPT )

Ujian ini diselenggarakan guna mengevaluasi dan menilai kemampuan berbahasa Jepang mahasiswa asing yang mempelajari bahasa Jepang. Dilaksanakan setiap Desember. ( Di dalam Jepang 21 kota, Luar Jepang 50 negara, 138 kota)

Apabila EJU tidak dilaksanakan di negara tersebut maka beberapa universitas masih memakai hasil JLPT sebagai salah satu syarat dokumen seleksi masuk mahasiswa program sarjana/S-1. Selain itu ada juga universitas yang mewajibkan calon mahasiswa asing mengikuti JLPT sebagai salah satu syarat dokumen seleksi masuk program pasca sarjana (master/S-2 dan doktor/S-3).

(3) The National Center for University Entrance Examination
Ujian ini diperuntukkan bagi mahasiswa Jepang yang berminat memasuki program sarjana di universitas negeri,universitas lokal publik dan di beberapa universitas swasta tertentu.Namun demikian calon mahasiswa asing umumnya dibebaskan dari kewajiban ini kecuali bagi mereka yang akan memasuki jurusan tertentu (umumnya jurusan kedokteran dan kedokteran gigi) masih diwajibkan mengikuti ujian ini. Informasi lebih lanjut tentang ujian ini bisa dilihat disini


PROGRAM BERGELAR DALAM BAHASA INGGRIS

Meskipun jumlahnya masih sedikit, beberapa universitas menyelenggarakan program dalam bahasa Inggris. Untuk melihat daftar universitas penyelenggara program bergelar dalam Bahasa Inggris bisa dilihat disini




MAHASISWA PENDENGAR DAN MAHASISWA PENGUMPUL KREDIT

Mahasiswa Pendengar dan Mahasiswa Pengumpul kredit bukan merupakan program reguler untuk mendapatkan gelar.Mahasiswa Pendengar mengikuti beberapa mata kuliah tertentu tetapi kredit mata kuliah tsb tidak diakui. Sedangkan Mahasiswa Pengumpul Kredit mengikuti beberapa mata kuliah tertentu dan kredit mata kuliah tsb diakui. Untuk memperoleh status “College Student” (ryuugaku) dalam program non-reguler ini mahasiswa harus mengikuti perkuliahan lebih dari 10 jam/minggu (600 menit) sesuai peraturan keimigrasian.


PROGRAM EKSTENSI KE PROGRAM S-1 DI UNIVERSITAS

Program ekstensi bukanlah program umum di Jepang. Yang bisa mengikuti program ekstensi adalah lulusan program Junior College (Tanki daigaku), lulusan program College of Technology (koutou senmongakkou),lulusan Professional Training College ( Senmonggakkou), mahasiswa tingkat 1 atau 2 dan lulusan program S-1 suatu universitas yang ingin mengikuti program ekstensi ke universitas lain untuk ganti jurusan. Meskipun program tsb memungkinkan, terkadang universitas tidak menyelenggarakan perekrutan program tsb setiap tahun dan tidak terbuka untuk semua fakultas. Silakan hubungi universitas yang diminati untuk mengetahui kemungkinan ada atau tidaknya program ini.




PROGRAM STUDI JANGKA PENDEK
Program studi jangka pendek umumnya berlangsung selama kurang dari 1 tahun dan bisa diikuti melalui program pertukaran mahasiswa kerjasama antar universitas dan tanpa melalui kerjasama antar universitas atau program studi jangka pendek lainnya.

Cakupan program ini bermacam-macam, seperti :
1. Tingkatan : a) Program sarjana b) Program pasca sarjana
2. Bahasa pengantar perkuliahan : a) Hanya bahasa Jepang b)Hanya bahasa Inggris c) Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris
3. Mata kuliah : a) Bahasa Jepang b) Studi kejepangan c) Sosial-humaniora d) Ilmu pengetahuan alam e) Sains-teknologi
Beberapa universitas membuka kelas khusus bagi mahasiswa asing program studi jangka pendek sementara universitas lain menggabungkan program ini dengan program reguler lainnya. Status mahasiswa pun bermacam-macam, bisa sebagai mahasiswa program pertukaran, mahasiswa pendengar, atau mahasiswa pengumpul kredit, dsb.

Program Pertukaran adalah program studi jangka pendek selama 1 semester sampai 1 tahun bagi mahasiswa asing yang masih berstatus mahasiswa di universitas asalnya melalui program pertukaran mahasiswa antar universitas dan bertujuan mendapatkan kredit dari mata kuliah yang telah diambil di Jepang.Silakan tanyakan kepada pihak berwenang di kampus Anda perihal cara pendaftaran, biaya yang diperlukan dsb karena program ini bisa diikuti melalui pendaftaran di universitas Anda.


SYARAT KELULUSAN

Untuk lulus program sarjana mahasiswa asing harus belajar di universitas selama 4 tahun (6 tahun untuk jurusan kedokteran, kedokteran gigi, dan kedokteran hewan) dan mengambil sejumlah kredit yang telah ditentukan. Umumnya universitas mewajibkan mahasiswa mengambil lebih dari 124 kredit (kecuali jurusan kedokteran dan kedokteran gigi lebih dari 188 kredit,jurusan farmasi( di universitas tertentu) 186 kredit dan jurusan kedokteran hewan lebih dari 182 kredit). Lulusan program ini berhak atas gelar “Sarjana (Gakushi )”.

Kamis, 14 Januari 2010

Twitter Perdana Menteri Jepang

Ternyata para pejabat pemerintahan Jepang tak mau ketinggalan juga tentang teknologi. Salah satunya PM Jepang, Hatoyama Yukio yang telah membuat blog dan Twitter pribadi,coba lihat aja di http://twitter.com/hatoyamayukio. Dan juga blognya http://hatocafe.kantei.go.jp/
Dalam postingannya,PM Jepang menjelaskan tentang apa yang terjadi dalam pemerintahannya,pokonya kunjungi aja deh twitter dan blog PM jepang dari pada internetan ga' jelas ^^

Berhati - Hatilah Chikan (Hidung Belang Peraba Wanita)

Penduduk Jepang yang terkenal dengan kepintarannya dan semangatnya yang tinggi,ternyata banyak juga penduduknya yang genit dan suka colek-colek wanita. Oleh karena itu telah dimulai skema untuk memerangi para pria hidung belang yang suka meraba wanita dengan memasang kamera dalam gerbong kereta.

Perusahaan East Japan Railway Co (JR East) berupaya untuk menindak siapapun yang masih berani meraba-raba bokong para gadis yang berada di gerbong kereta.

Beberapa gerbong kereta akan dipasang dua kamera keamanan dengan rencana untuk memperluas sistem ini ke seluruh jaringan kereta Tokyo setelah mengkajinya beberapa bulan.

Kamera akan terus-menerus merekam keadaan dalam gerbong kereta, mengawasi dengan cermat setiap tindakan asusila yang terjadi. Ketika ditanya mengenai pendapatnya, sebagian besar penumpang (terutama wanita tentu saja) menyatakan bahwa mereka mendukung penuh adanya pemasangan kamera keamanan ini.

Sebagian kecil penumpang meragukan efektivitasnya. Kita lihat saja apakah para maniak bisa tambah kreatif?

Semangat Kerja Orang Jepang

Anda pernah melihat sekelompok semut atau tawon? Nah, begitulah kira-kira situasi kantor pemerintahan daerah di Jepang. Tidak ada “semut” atau “tawon” yang diam termangu, apalagi membaca koran; seluruh karyawan kantor senantiasa bergerak, dari saat bel mulai kerja hingga pulang larut malam. Semua mengerti tugas dan kewajiban masing-masing, sebagaimana semut atau tawon. Tak habis pikir, saya tatap dalam-dalam “semut-semut” yang sedang bekerja tersebut; kadang kala saya curi pandang: jangan-jangan mereka sedang ber-internet ria seperti kebiasaan saya di kampus J.

Ingin saya mengetahui makanan apa gerangan yang dikonsumsi para pegawai itu sehingga mereka sanggup berjam-jam duduk, berkonsentrasi, dan menatap monitor yang bentuknya tidak berubah tersebut. Tata ruang kantor khas Jepang: mulai pimpinan hingga staf teknis duduk pada satu ruangan yang sama – tanpa sekat; semua bisa melihat bahwa semuanya bekerja. Satu orang membaca koran, pasti akan ketahuan. Aksi yang bagi saya dramatis ini masih ditambah lagi dengan aksi lari-lari dari pimpinan ataupun staf dalam melayani masyarakat.

Ya, mereka berlari dalam arti yang sesungguhnya dan ekspresi pelayanan yang sama seriusnya, melayani dengan cepat, tanggap dan ramah. Wajah mereka akan menatap anda dalam-dalam dengan pola serius utuh diselingi dengan senyuman. Berdasarkan penelitian rekan dari Yuli Setyo mengatakan bahwa gaji mereka – para “semut” tersebut – tidak bisa dikatakan berlebihan. Sesuai dengan standard upah di Jepang. Mereka memiliki kebanggaan berprofesi sebagai abdi negara; kebanggaan yang menutupi penghasilan yang tidak berbeda dengan profesi yang lain.

Menyandang status mahasiswa, saya mendapatkan banyak kemudahan dan fasilitas dari Pemerintah Jepang. Untuk mengurus berbagai keringanan tersebut, saya harus mendatangi kantor walikota (shiyakusho) setempat. Beberapa dokumen harus diisi; khas Jepang: teliti namun tidak menyulitkan. Dalam berbagai kesempatan saya harus mengisi kolom semacam: apakah anda melakukan pekerjaan sambilan (arubaito = part time job), apakah ada tanggungan anak dan anak anda tinggal bersama anda (untuk mengurus tunjangan anak), dan sebagainya. Dan dalam banyak hal, pertanyaan-pertanyaan tersebut cukup dijawab dengan lisan: ya atau tidak. Tidak perlu surat-surat pembuktian dari “RT, RW, Kelurahan” dan sebagainya. Saya percaya bahwa sistem yang baik selalu mensyaratkan kejujuran.

Sistem berlandaskan kejujuran akan cepat maju dan meningkat sekaligus sangat efisien. Mengetahui bahwasanya saya adalah orang asing yang agak kurang lancar berbahasa Jepang, saya mendapatkan “fasilitas” diantar kesana-kemari pada saat mengurus berbagai dokumen.

Hal ini terjadi beberapa kali. Seorang senior saya pernah mengatakan, begitu anda masuk ke kantor pemerintahan di Jepang, maka semua urusan akan ada (dan harus ada) solusinya. Lain hari saya membaca prinsip “the biggest (service) for the small” yang kurang lebih bermakna pelayanan dan perhatian yang maksimal untuk orang-orang yang kurang beruntung.

Pameo “kalau ada yang sulit, mengapa dipermudah” tidak saya jumpai di Jepang. Pada suatu urusan di kantor walikota (shiyakusho), waktu itu saya hendak mengurus asuransi kesehatan baru karena saya berpindah tempat tinggal di Ashiya yang semula di Kobe. Saya sudah mengganti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dengan KTP baru yang berdomisili di Ashiya. Dan itu tidak perlu mengganti KTP yang benar-benar baru, cukup dengan menuliskan alamat tempat tinggal baru di balik KTP tersebut, sungguh gampang dan tentunya tidak perlu membayar seperti di tanah air tercinta.

Kembali ke urusan asuransi kesehatan, waktu itu saya diminta untuk menyerahkan beberapa berkas untuk pengurusan asuransi kesehatan, kemudian saya mengatakan bahwa saya sudah pernah, di masa yang lalu, menyerahkan surat yang sama sewaktu di Kobe. Saya sudah siap dan pasrah seandainya mereka menjawab bahwa saya harus mengurus kembali surat tersebut ke kantor kecamatan sebelum saya pindah ke kota Ashiya ini. Agak tertegun sekaligus lega mendapat jawaban bahwa staf divisi tersebut akan mendatangi divisi lain tempat saya pernah menyerahkan dokumen tersebut sekian bulan yang lalu. Dia akan mengkopinya dari sana. Ambil jalan yang mudah, namun tetap mengedepankan ketelitian. Itulah yang saya jumpai di Jepang.

Sebuah paradigma bekerja di Jepang “Bila anda datang ke kantor pada pukul 09.00 (jam resmi masuk kantor di Jepang) dan pulang pada pukul 17.00 (jam resmi pulang kantor di Jepang), maka atasan dan kawan-kawan anda akan mengatakan bahwa anda tidak memiliki niat bekerja”. Saya membuktikan pameo tersebut, karena setiap hari saya bersepeda pancal melintasi kantor walikota (shiyakusho). Sangat mudah diamati karena kantor walikota tersebut terletak persis di seberang jalan dimana saya biasa bersepeda melewati jalan itu. Sebagian besar lampu di kantor itu masih menyala hingga pukul 20.00. Dan beberapa kali saya jumpai staf kantor tersebut memasuki stasiun kereta, juga sekitar pukul 20.00. Hal ini berarti, mereka semua memiliki niat bekerja – versi Jepang.